Penerapan Good Agriculture Practices (GAP) Padi Sawah Irigasi : Jajar Legowo Super
Padi merupakan tanaman semusim yang mempunyai peran penting dalam menjaga kedaluatan dan keamanan bangsa. Hal ini karena bila harga beras naik, maka akan menimbulkan gejolak yang mengganggu stabilitas keamanan.. Indonesia sebagai Negara agraris semestinya tidak akan bermasalah dengan stok pangan, karena bisa memproduksi sendiri. Lahan sawah merupakan media utama produksi padi dengan produktivitas yang relatif lebih baik dari pada lahan marjinal, seperti lahan kering dan lahan rawa. Saat ini produktivitas padi sawah Indonesia menduduki peringkat ke-10 dari 30 negara utama penghasil beras dunia dan peringkat ke-3 di Asia setelah China dan Vietnam.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan berbagai teknologi guna mewujudkan ketahanan pangan, khususnya program peningkatan produksi padi nasional. Teknologi tersebut antara lain varietas unggul baru, sistem tanam Jajar Legowo, biodekomposer yang mampu mempercepat pengomposan jerami, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pestisida hayati dan alat mesin pertanian
Pengertian :
- Jajar Legowo Super merupakan Teknologi budidaya terpadu padi sawah irigasi berbasis tanam jajar legowo 2:1
Hal Penting Penerapan Teknologi Jarwo Super:
- Penggunaan varietas unggul (VUB) potensi hasil tinggi
- Penggunaan Biodekompser
- Penggunaan Pupuk Hayati
- Penggunaan pestisida nabati dan kimia untuk pengendalian OPT
- Penggunaan alat mesin pertanian untuk penanaman dan panen
KOMPONEN TEKNOLOGI DAN TEKNIK BUDIDAYA
a. Varietas Unggul dan Benih Bermutu
- Produksi tinggi dan bersertifikat
- Toleran cekaman Biotik dan Abiotik
- Verietas Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpari 32 HDB, Inpari 33, Inpari 43 GSR, Inpari 43 GSR
b. Aplikasi Hupuk Hayati
- Diberikan untuk perlakuan benih sebelum disemai dengan pupuk Agrimeth untuk memperkuat pertumbuhan
- Pupuk agrimeth dicampur dengan benih yang sudah diperam dan siap di tebur
- Penaburan benih diusahakan pagi atau sore hari dan tidak terkena hujan
c. Persemaian
- Menggunakan tempat semai dapog, karena penanaman menggunakan mensin Indojarwo Transplanter
- Kebutuhan dapog 200 - 230 buah per hektar dengan ukuran dapog 18 cm x 56 cm
- Kebutuhan benih 25 kg/ha dan Agrimeth 500 gr
- Benih yang telah berkecambah disemai di atas dapog dengan jumlah 100-125 gr/dapog
- Umur 14 - 18 Hari Setelah Semai bibit ditanam dengan mesin Indojarwo transpalanter
d. Penyiapan Lahan
Kegiatan meliputi: pelumpuran tanah, pembersihan gulma, pengaturan pengairan, perbaikan struktur tanah, dan peningkatan ketersediaan hara bagi tanaman.
Olah Tanah Basah:
- Lahan digenangi setinggi 2-5 cm selama 2-3 hari sebelum dibajak.
- Pembajakan pertama dengan bajak singkal sedalam 20 cm dan diinkubasi 3-4 hari.
- Perbaikan pematang untuk mencegah resapan air.
- Pembajakan kedua untuk pelumpuran bersamaan dengan penambahan biodekomposer untuk mempercepat pembusukan jerami.
- Pertaan tanah menggunaan garu
Olah Tanah Kering :
- Lahan diolah dengan bajak dari traktor roda empat sedalam 20 cm.
- Dilakukan penggaruan untuk menghancurkan sisa tunggul dan perataan tanah.
e. Aplikasi Biodekomposer
- Biodekomposer merupakan komponen teknologi mempercepat proses perombakan bahan organik.
- Biodekomposer dicampur dengan dengan perbandingan 2 kg/400 l air.
- Campuran larutan disemprotkan di lahan, kemudian di glebeg dengan traktor dan tanah dibiarkan dalam keadaan lembab minimal 7 hari.
f. Penanaman
- Penanaman menggunakan mesin Indojarwo transplater dengan sistem tanam jarwo 2:1 dengan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm.
- Populasi tanaman meningkat 33,3 %
- Penanaman dengan cara manual menggunakan caplak yang sudah dimodifikasi jajar legowo 2:1
g. Penyulaman
- Penyulaman dilakukan untuk memenuhi jumlah populasi maksimal.
- Segera dilakukan penyulaman paling lambat tujuh hari setelah penanaman
h. Pengairan
- Pengelolaan air dilakukan dengan membuat saluran pembuangan dan pemasukan
- Tinggi air dipertahankan 3-5 cm selama fase pertumbuhan hingga awal panen
- Saat pemupukan air dalam keadaan macak-macak
i. Penyiangan
- Penyiangan dilakukan bisa dilakukan dengan alat gosrok atau herbisida selektif
- Penyiangan dilakukan pada umur 21 dan 42 Hari Setelah Tanam
j. Pemupukan
- Pemupukan menggunakan Urea 200 kg dan Phonska 300 Kg per hektar
- Pupuk diberikan 1/3 pada umur 7-10 HST, 11/3 pada umur 25-30 HST, dan 1/3 pada umur 40 – 45 HST.
- Kecukupan unsur N dikawal dengan alat Bagan Warna daun stelah pemupukan pertama.
k. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
- Tanam serempat dan pergiliran varietas
- Gunakan varietas produksi tinggi dan toleran hama dan penyakit seperti Inpari 30 ciherang sub 1, Inpari 32 HDB , Inpari 33
- Memepertahankan musuh alami di lingkungan setempat
- Pemantauan populasi hama dan penyakit secara rutin
- Pengendalian hama wereng sedini mungkin
- Penggunaan pupuk N sesuai anjuran
- Penggunaan pestisida secara tepat (dosis, sasaran, waktu, cara dan bahan aktif).
- Penggunaan pestisida nabati Bio protektor
l. Panen dan Pasca Panen
- Panen dilakukan dengan mesin Combine harvester
- Panen dilakukan jika malai sudah menguning 95 %
- Gabah yang dipanen segera dilakukan pengeringan sampai kadar air 14 %
- Gabah kering dikemas dalam karung dan dismpan pada tempat yang bersih.
Penulis : Sugito, SP
Sumber referensi :
- Ali Jamil, dkk, 2016 : Petunjuk Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super,Badan Litbang Pertanian